Koran Muslim

| Kamis, 10 November 2011

Koran Muslim


Mengokohkan Pijakan Keislaman

Posted: 10 Nov 2011 04:00 PM PST

MATEMATIKA EKONOMI ISLAM

Posted: 10 Nov 2011 01:01 PM PST

perbankan syariah 3 MATEMATIKA EKONOMI ISLAM Pada tanggal 18 Juli 2010, saya ditelepon teman saya. Sebut saja si Fulan. Ia merupakan teman saya sewaktu kuliah di Jurusan Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, angkatan 2002. Dulu, sewaktu kuliah, si Fulan memiliki prestasi yang lumayan baik. Selain rajin kuliah, ia juga aktif mengikuti pelbagai kegiatan kemahasiswaan, bahkan pernah menjadi pengurus di Ma'had Sunan Ampel Al-Ali. Kurang lebih 4 tahun saya tidak bertemu lagi dengannya. Pertemuan terakhir adalah pada saat tasyakuran acara wisuda –bulan April 2007. Dalam penuturannya, ia menelepon saya untuk "berkonsultasi". Secara singkat isi "konsultasi" adalah sebagai berikut.

Saat ini, si Fulan tersebut sedang bekerja di dua instansi yang berbeda. Di kantor dinas pendidikan sebagai staf administrasi dan di salah satu sekolah swasta sebagai guru matematika. Di dinas pendidikan, ia telah mendapat SK sebagai tenaga honorer dari Bupati, sementara di sekolah swasta, SK yang didapat hanya ditandatangani oleh pihak Yayasan. Namun, yang ia "konsultasikan" kepada saya bukan masalah SK tersebut, melainkan keinginannya untuk studi lanjut S2.

Ia bertanya saya, apakah ada kuliah S2 program studi pendidikan matematika yang kuliahnya Sabtu-Minggu? Saya jawab, setahu saya tidak (baca: belum) ada. Biasanya, yang menggelar perkuliahan Sabtu-Minggu itu kebanyakan jurusan-jurusan sosial. Rupanya, teman saya tadi, ingin melanjutkan kuliahnya pada Program Pascasarjana S2 pada program studi Pendidikan Matematika, namun agar tidak mengganggu pekerjaannya saat ini ia lebih memilih kuliah "hanya" pada hari Sabtu-Minggu.

Ternyata, sebelumnya, ia sudah pernah survei untuk mencari kampus yang menggelar perkuliahan pada hari Sabtu-Minggu untuk program studi S2 Pendidikan matematika. Dan, ternyata ia tidak berhasil mendapatkannya. Akhirnya, ia menemukan kampus negeri di Surabaya yang menggelar perkuliahan Sabtu-Minggu, tepatnya di IAIN Sunan Ampel Surabaya, jurusan Ekonomi Islam. Walhasil, teman saya tadi memutuskan untuk membeli formulir pendaftaran mahasiswa baru di kampus tersebut.

Atas keputusan inilah, ia bertanya saya, bagaimana pendapat saya tentang keputusan yang ia ambil. Awalnya, saya menyayangkan keputusan yang diambilnya. Mengapa? Karena, latar pendidikan S1 nya di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang adalah Jurusan Matematika, maka sangat disayangkan jika ia melanjutkan studi, tetapi jurusannya tidak linier. Dengan kata lain, tidak dapat digunakan untuk menunjang keprofesionalan di bidang keilmuan.

Kemudian, saya tanya, apa alasan Anda untuk memutuskan hal ini? Anehnya, ia sebenarnya sudah memiliki beragam alasan "positif" terkait keputusan yang diambil. Pertama, saat ini ia masih bekerja, sehingga keinginan untuk studi lanjut S2 diharapkan tidak mengganggu kerjanya. Kedua, ia berkeyakinan bahwa ilmu Ekonomi Islam yang akan dicari lewat perkuliahan S2 nanti, tidak akan sia-sia. Artinya, ilmu yang diperoleh tetap akan bermanfaat. Ketiga, (mungkin ini alasan pembenar saja), ia menjelaskan bahwa di Matematika itu ada keterkaitannya dengan Ekonomi. Sehingga diharapkan setelah lulus S2 nanti, ia akan lebih menguasai bidang MATEMATIKA EKONOMI. Ilmu Matematika telah diperoleh di bangku S1, sedangkan Ekonomi diperoleh lewat studi S2.

Ketiga alasan di atas, saya apresiasi sangat bagus. Ternyata, untuk mengambil keputusan cerdas sebenarnya sudah dapat diatasi oleh teman saya sendiri, hanya saja mungkin ia kurang percaya diri. Terkait alasan yang ketiga, saya tambahi. Setelah Anda lulus S2, Anda bukan menjadi ahli MATEMATIKA EKONOMI, tetapi Anda adalah seorang yang ahli di bidang MATEMATIKA EKONOMI ISLAM.

Berdasarkan cerita singkat di atas, maka ada beberapa hal yang patut kita renungkan bersama. Pertama, Akhir-akhir, aturan formal pemerintah menuntut seseorang untuk mengambil studi pada program studi yang linier -baik ketika studi di S1, S2, hingga S3- program studi yang ditempuh harus sama semua, misalnya ketika S1 studi di jurusan Matematiika, maka S2 dan S3 juga harus sama. Faktanya, (seperti kasus di atas), si Fulan yang telah lulus dari S1 jurusan Matematika, kemudian –dalam perkembangannya- ia menyukai bidang Ekonomi Islam. Maka, yang menjadi persoalan adalah, mana yang akan dipilih, tetap studi S2 di jurusan Matematika yang tidak lagi disenangi atau justru mengambil studi S2 di jurusan Ekonomi Islam, sehingga kelak ia akan "lebih" menguasai bidang terapan matematika, khususnya Matematika Ekonomi Islam. Dengan demikian, maka yang harus dipilih adalah, ia harus mengambil S2 Matematika dengan tujuan agar linier dan ijazahnya tertulis Magister Matematika, tetapi dalam kenyatannya ia tida begitu "mahir matematika". Ataukah, ia mengambil S2 Ekonomi Islam dan nantinya dapat mempertanggungjawabkan kemampuan riil dan keahlian formal yang dibuktikan dengan Ijazah, yaitu menjadi ahli Matematika Ekonomi Islam? Yang harus dipilih adalah, antara Kemampuan yang melekat pada Formalitas atau dalam Realitasnya.

Kedua, Kalau dilihat dari perspektif keilmuan, maka pemisahan bidang ilmu itu tidak saklek. Artinya, tidak ada yang melarang ilmu matematika itu untuk "berinteraksi" dengan ilmu yang lain, semisal Ekonomi. Justru, kalau ada "kebebasan akademik" dalam hal pencarian ilmu, maka dimungkinkan "warna-warni" perkembangan ilmu akan semakin kelihatan. Tetapi, jika pencarian ilmu itu dibatasi aturan formal, semuanya harus liniear, maka perkembangan ilmu akan mengalami hambatan? Dan, saat ini sudah bisa kita saksikan, banyak lahir ilmu-ilmu eksak yang berinteraksi dengan ilmu-ilmu sosial, seperti Psikometri, Sosiomatematika, Bioetika, dan sebagainya.

Ketiga, Aturan formal pemerintah yang menyarakan setiap orang untuk studi S1, S2, S3 itu harus linier, bukan berarti tidak baik. Kelinieran program studi yang diambil dapat berimplikasi postif demi pengembangan keilmuan itu sendiri, misalnya orang yang studi linier di bidang bahasa inggris, maka akan berdampak pada perkembangan keilmuan bahasa Inggris. Tetapi, bagi yang studi non-linier akan berdampak pada pengembangan ilmu lintas disiplin.

Keempat, Selain kasus di atas, saya juga punya teman yang waktu studi S1 ia mengambil jurusan matematika, tetapi ketika melanjutkan S2, teman saya tadi mengambil jurusan Manajemen Kebijakan Pendidikan. Sekilas, teman saya tadi aneh, jurusan yang diambil sangat bertolak-belakang. Tetapi, kalau kita renungkan lebih jauh, sungguh tidak asa yang aneh. Hemat saya, (mungkin) teman saya tadi mempunyai keyakinan –misalnya menjadi kepala sekolah atau pemegang kebijakan yang di atasnya- untuk memperbaiki kebijakan pemerintah terkait aspek-aspek pendidikan, khususnya dalam bidang matematika. Didukung dengan kemampuan matematika yang diperoleh waktu S1 dan kemampuan bidang kebijakan pendidikan yang diperoleh sewaktu S2, maka sangat dimungkinkan teman saya tadi untuk mengambil kebijakan yang pas terkait pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolahnya. Misalnya, Apakah semua siswa "wajib" mengikuti KBM matematika ataukah hanya diperuntukkan bagi siswa yang memiliki kecenderungan kecerdasan matematika saja? Pemberlakuan matrikulasi matematika, pelaksanaan bimbingan belajar matematika menjelang ujian nasional, dan sebagainya? Karena teman saya tadi mengetahui "seluk-beluk" matematika, maka sangat dimungkinkan kebijakan yang diambil merupakan kebijakan yang benar-benar bijak.

Demikian, beberapa catatan kecil yang merupakan refleksi dari beberapa kejadian nyata yang terjadi pada teman saya, dan juga mungkin terjadi pada beberapa teman yang lain- termasuk pada diri saya sendiri. Semoga, semua ilmu yang kita peroleh melalui bangku pendidikan formal maupun nonformal, semuanya tetap bermuara untuk mencapai keridhaan Allah swt dan merupakan ilmu yang bermanfaat fiddunya wal-akhirat, dan semoga kita semua dapat mengamalkan ilmu yang telah kita pelajari. Amin. [ahf]

Penulis : Abdul Halim Fathani
Penulis adalah Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Pencarian yang terkait :

macam macam interaksi dalam perbankkan

Terkait tentang MATEMATIKA EKONOMI ISLAM :

Sumber

Koperasi Butuh SDM Sarjana

Posted: 10 Nov 2011 01:01 PM PST

lambang%20koperasi Koperasi Butuh SDM Sarjana Pemerintah mengharapkan sumbang saran dari berbagai pihak untuk memastikan dunia pekoperasian nasional masih membutuhkan tenaga atau sumber daya terampail berpendidikan sarjana strata 1, 2 maupun strata 3.

Agus Muharram, Deputi Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan apabila jawabannya SDM koperasi masih diperlukan, lalu bagaimana eksistensi lembaga perguruan tinggi Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) di Jatinangor, Jawa Barat.

"Saat ini saya kira mahasiswa-mahasiswi Ikopin semakin minim. Kalau masih diperlukan, lalu kemana pemuda Indonesia melanjutkan studinya," ujar Agus Muharram kepada wartawan di Jakarta Selatan.

Oleh karena itu, seluruh pemerintah provinsi, kabupaten/kota diminta menyisihkan APBD untuk memberikan pendidikan kepada pemuda-pemudi daerahnya ke Ikopin, sebagai salah satu keberpihakan kepada gerakan koperasi Indonesia.

Tanpa dukungan tersebut, dunia perkoperasian yang membutuhkan tenaga profesional, mungkin akan stagnan. Sebab, tidak ada inovasi maupun kreativitas membangkitkan serta meningkatkan kontribusi gerakan ekonomi rakyat bagi pemerintah.

Menurut Agus Muharram, Ikopin masih bisa eksis hinga saat ini, karena dukungan dari beberapa pemerintah provinsi, kabupaten/kota yang mengirim alumnus SLA ke pusat pendidikan perkoperasian di Jatinangor, berdampingan dengan kampus Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN)/IPDN.

Sebelumnya pemerhati perkoperasian Indonesia, Soelarso, mengemukakan SDM koperasi Indonesia sebenarnya tidak harus melalui pendidikan formal. Bisa juga diberikan secara informal melalui pendidikan perkoperasian oleh manajerial koperasi terkait.

"Oleh karena itu koperasi harus mampu menunjukkan identitasnya sebagai gerakan atau pelaku ekonomi andal. Saat ini masih ada kecenderungan karyawan koperasi masih malu memperlihatkan identitasnya," ujar Soelarso.

Ini disebabkan faktor gaji yang belum memadai dibandingkan dengan usaha swasta lain yang berada pada level sama. Bahkan, kata dia, gaji karyawan koperasi masih kerap ditemukan di bawah upah minimum regional (UMR).

Ditegaskan, Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia sekaligus pendiri, sejak awal menginginkan agar gaji karyawan koperasi berada di atas gaji karyawan swasta biasa, bukan perusahaan swasta konglomerat.

Sumber : PKES Interaktif

Terkait tentang Koperasi Butuh SDM Sarjana :

  • Kokarda Canangkan Gerakan Perekonomian Syariah

    Setelah mendapatkan pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri (BSM), Koperasi Karyawan Garuda (Kokarda) mencanangkan program Gerakan Perekonomian Syariah (GPS), yaitu sebuah …

  • Awas, Ada Rentenir Berkedok Koperasi

    Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syariefuddin Hasan menegaskan terus mengawasi keberadaan koperasi yang 'berkedok' koperasi. Ia tak menampik …

  • Pemkot Ternate Ingin Dirikan Bank Syariah

    Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), berencana mendirikan Bank Rakyat Syariah untuk mengembangkan usaha serta penguatan permodalan bagi masyarakat. Pada …

  • Kisah Dirut ESA Jasa Keuangan Syariah Tentang Koperasi Syariah

    Koperasi Syariah saya wiraswasta yang bergerak di bidang jasa keuangan syari’ah, dengan badan hukum koperasi, tetapi untuk operasionalnya menggunakan sistem …

  • Koperasi Tolak RUU-LKM

    Belum usainya Rancangan Undang-Undang Lembaga Keuangan Mikro (RUU LKM) disahkan menjadi Undang-Undang (UU) sudah ditolak dulu oleh pegiat koperasi. Melalui …

Sumber

Moga Jadi Haji Mabrur

Posted: 10 Nov 2011 12:03 PM PST

moga_jadi_haji_mabrurSegala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Sepulang dari haji tentu saja setiap yang berhaji ingin menjadi haji mabrur. Karena balasan haji mabrur sungguh luar biasa. Dalam hadits disebutkan, "Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga." (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349). Oleh karena balasannya demikian, maka para ulama saling mendoakan agar haji mereka pun mabrur. Lalu mereka menyebutkan pula apa saja yang menjadi tanda haji mabrur.

Haji mabrur adalah haji yang di dalamnya terkumpul amalan kebaikan dan menjauhi setiap dosa. Do'a yang paling bagus yang hendaknya diucapkan bagi orang yang berhaji bagi dirinya sendiri dan dari orang lain untuknya adalah semoga haji yang dilakukan adalah haji yang mabrur. Oleh karena itu, dianjurkan bagi orang yang berhaji setelah ia melaksanakan amalan haji, bahkan setelah ia bertahallul (boleh melakukan larangan ihram) ketika selesai melempar jumrah 'aqobah pada hari nahr (Idul Adha, 10 Dzulhijjah) untuk saling mendoakan:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَ سَعْيًا مَشْكُوْرًا وَ ذَنْبًا مَغْفُوْرًا

"Allahummaj'al hajjan mabruron, wa sa'yan masykuron, wa dzanban maghfuron [Semoga Allah menganugerahkan haji yang mabrur, usaha yang disyukuri dan dosa yang diampuni]". Inilah do'a yang dikatakan diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud dan Ibnu 'Umar. Bahkan disebutkan diriwayatkan secara marfu' (sampai pada Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam). Begitu pula diucapkan pada orang yang baru pulang dari haji.

Dicontohkan pula oleh salaf, yaitu ketika Kholid bin Al Hazza' berhaji dan kembali, maka Abu Qilabah berkata padanya,

بَرَّ العَمَلُ

"Semoga Allah menjadikan amalmu mabrur."

Al Hasan Al Bashri berkata, "Balasan dari haji mabrur adalah surga. Tanda haji mabrur adalah seseorang kembali dari haji dalam keadaan zuhud dalam hal dunia dan semangat menggapai akhirat." Beliau mengatakan pula bahwa tanda haji mabrur adalah meninggalkan kejelekan setelah haji.

Ibnu Rajab mengatakan, "Tanda diterimanya suatu amalan kebaikan adalah amalan tersebut dilanjutkan dengan kebaikan. Tanda tidak diterimanya suatu amalan adalah amalan baik malah dilanjutkan dengan maksiat."

Ya Allah, berikanlah keteguhan pada kami dalam ketaatan hingga kematian menjemput kami. Imam Ahmad memanjatkan do'a, "Allahumma a'izzani bitho'atik wa laa tadzillani bi ma'shiyatik [Ya Alah, berilah kemuliaan kepadaku dengan taat pada-Mu dan janganlah beri kehinaan padaku dengan bermaksiat padamu]".

[Disarikan dari penjelasan Ibnu Rajab Al Hambali dalam Lathoif Al Ma'arif hal. 115-119]

Baca pula artikel: Haji Mabrur, Jihad yang Afdhol

Walhamdulillahi robbil 'alamin. Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimmush sholihaat.

 

Referensi: Lathoif Al Ma'arif, Ibnu Rajab Al Hambali, terbitan Al Maktab Al Islami, cetakan pertama, 1428 H.

 

@ Ummul Hamam, 14 Dzulhijjah 1432 H

www.rumaysho.com


Sumber

Baca Juga Berita Lain Yang Berhubungan Dengan Berita Ini:

Menggapai Sosok Haji Mabrur
Haji Yang Mabrur
Bekal Ilmu Menggapai Haji Mabrur
6 Keutamaan Ibadah Haji
Berharap Haji Mabrur Malah Mabur
Skema Manasik Haji
Kumpulan Artikel Seputar Haji, Idul Adha dan Qurban
Standar Kemabruran Haji, Itu Allah yang Atur
Mencari Gelar Pak Haji
"Charity Inspiration Seminar" The Power of MABRUR

Soal Homo Tanzania dan Zanzibar Tolak Usul Inggris

Posted: 10 Nov 2011 12:03 PM PST

Wanita Turki Usia 109 Tahun Pulang Haji

Posted: 10 Nov 2011 12:03 PM PST

Inggris Ilegalkan Muslims Against Crusades

Posted: 10 Nov 2011 12:03 PM PST

Sumber

Baca Juga Berita Lain Yang Berhubungan Dengan Berita Ini:

Muslims Against Crusades Batalkan Aksi Demo di Pernikahan Pangeran William
Why Muslims are ‘terrorists’, while Christians ‘fundamentalists’?
Cara Baru Israel "Ilegalkan" Warga Palestina Di Tepi Barat
The Forgotten Muslims ; Kaum Muslimin Yang Terlupakan – Berita
“A Message of Hope and Glad Tidings to Our Fellow Muslims in Egypt ” by Sheikh Ayman AL Zawahiri
Great hopes Lies in the hand of Nahnumuslim.com, the Largest Muslim Social Networking Website, by Muslims People – English Section
Menteri Inggris: Bias anti-Muslim jadi norma sosial di Inggris saat ini
Inggris : Taliban merencanakan “serangan spektakuler” terhadap tentara Inggris di Afghanistan
Pasukan Inggris di Afghan Tahan 2 Warga Inggris yang Berjuang dengan Taliban
Pembayar Pajak Inggris Marah Atas Keterlibatan Inggris Dalam Perang Libya

Kesuksesan Pemilu Tunisia: Demokratisasi dan Islamisasi Pemerintahan

Posted: 10 Nov 2011 09:01 AM PST

Anggap Unkonstitusional Tanzania Belum Akui Rezim Baru Libya

Posted: 10 Nov 2011 09:01 AM PST

Ledakan besar kembali menghantam saluran pipa gas di Sinai

Posted: 10 Nov 2011 08:02 AM PST

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲