Koran Muslim |
Posted: 30 Oct 2015 10:26 PM PDT Wage Rudolf Soepratman adalah seorang Katolik sebagaimana tertulis di Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Wage_Rudolf_Soepratman). Orang Katolik pencipta lagu “Indonesia Raya” ini ternyata adalah seorang yang bermoral bejat. Ia ternyata adalah seorang pelaku zina dan kumpul kebo (tinggal serumah tanpa hubungan suami-istri yang sah). Berikut beritanya, yang kami ambil dari JPNN (http://www.jpnn.com/read/2015/10/30/335872/BELUM-BANYAK-DIKETAHUI…WR-Supratman-Kencani-Janda-Soeharto-). — DESEMBER 1926. Di Betawi, Wage Rudolf Supratman mondok di daerah Kwitang. Bila sedang tak ada liputan, saban sore wartawan koran Sin Poitu melihat begitu banyak gadis berjalan-jalan santai. Dan beberapa orang pemuda dengan gayanya masing-masing mencoba menarik perhatian gadis-gadis itu. WR Supratman yang ketika itu berusia 23 tahun tak mau ketinggalan. “Secara tiba-tiba itu menimbulkan gairah lain dalam hatinya,” tulis Bambang Sularto dalam buku Wage Rudolf Supratman. Entah pelet apa yang dipakainya, dalam waktu singkat WR Supratman berhasil menggaet Mujenah, gadis dari kampung Petojo. “Konon pula dengan Mujenah itu Wage Rudolf Supratman menjalin hubungan intim,” ungkap Sularto. Hanya saja, Mujenah segera dipingit dan dinikahkan dengan lelaki pilihan orangtuanya. Kandas sudah cinta pertama sang wartawan penggubah lagu Indonesia Raya. Penulis buku Perawan Desa, Darah Moeda dan Kaoem Panatik itu tak berlama-lama galau. Suatu sore dia berkenalan dengan seorang wanita bernama Salamah dekat pondokannya. Salamah mulanya menanyakan berapa ongkos kereta api ke Bandung. Ahaaa…Tak sekadar info ongkos kereta, menurut keterangan langsung dari Salamah, sebagaimana dikisahkan Bambang Sularto, Supratman bahkan mengantarnya ke Bandung. Selama perjalanan Betawi-Bandung, muda-mudi itu saling mengenal lebih dalam. Salamah menceritakan, bahwa dirinya seorang janda. Suaminya yang bernama Soeharto telah meninggal, dan dari setahun pernikahannya, dia belum punya anak. “Rupanya kisah kasih Wage Rudolf Supratman yang bermula di pinggir jalan raya Kwitang berlanjut dan mencapai titik kebahagiaan tatkala Salamah memenuhi permintaan Wage Rudolf Supratman untuk hidup bersama,” tulis Sularto. Meski tak mendapat restu dari saudara-saudara kandungnya, delapan tahun Supratman hidup serumah dengan Salamah, sebelum akhirnya berpisah pada 1934. Apakah dia punya anak? Belum diketemukan literatur yang mengisahkan itu…(wow/jpnn) |
You are subscribed to email updates from KoranMuslim.com. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |