Latest Post

Koran Muslim

| Senin, 29 Februari 2016
Baca selengkapnya »

Koran Muslim


Alasan Mengapa Jama’ah Haji Tersesat di Makkah

Posted: 29 Feb 2016 01:53 AM PST

MAKKAH – Usia tua, masalah bahasa, terpisah dari kelompok adalah beberapa alasan mengapa jamaah tersesat di Masjidil Haram dan daerah pusat di sekitarnya.

Harian berbahasa Arab di Makkah telah mengumpulkan daftar sepuluh alasan teratas. Biasanya, jama’ah haji berusaha menemukan orang-orang yang berbicara bahasa mereka atau petugas polisi mereka untuk bertanya tentang arah ke hotel mereka. Hal ini menjadi masalah yang nyata ketika jama’ah haji tidak dapat berkomunikasi dengan pihak yang berwenang atau ketika ia tidak tahu nama atau lokasi hotelnya.

“Anda juga perlu memperhitungkan usia jama’ah haji dan latar belakang sosial dan budaya mereka,” kata supervisor jama’ah haji Turki, Ahmad Halabi, yang menekankan bahwa Kementerian Haji Arab Saudi memberi perhatian khusus kepada jama’ah haji yang tersesat dan memastikan bahwa mereka mencapai tujuan mereka.

Ia menyebutkan sejumlah alasan dan faktor mengapa jama’ah haji tersesat, yang salah satunya adalah usia tua. Jama’ah haji berusia tua merasa sulit untuk mengingat pintu-pintu yang mereka lalui saat mereka memasuki Masjidil Haram. “Masjidil Haram berukuran besar dan jalan-jalan di sekitarnya membingungkan. Beberapa orang bersikeras meninggalkan hotel mereka sendirian dan menolak untuk tetap bersama kelompok. Itulah saat dimana sebagian besar masalah terjadi,” kata Halabi.

“Beberapa peziarah menolak untuk memakai gelang tanda pengenal, yang berisi informasi nama dan lokasi mereka,” katanya.

Pemerintah kota Makkah sedang bekerja untuk mengembangkan peta indikatif Makkah dan lokasi-lokasi penting utama di kota, katanya.

Berikut adalah 10 Alasan Mengapa Jama’ah Haji Tersesat di Makkah:

  1. Usia tua.
  2. Masalah bahasa.
  3. Tidak paham peta.
  4. Tidak tahu nama dan lokasi tempat penginapan.
  5. Tidak tahu nama kantor yang bertanggung jawab untuk urusan jama’ah Haji.
  6. Tidak paham dengan nama jalan atau lingkungan.
  7. Tidak memperhatikan hal-hal yang dijadikan patokan lokasi di dekatnya.
  8. Meninggalkan kelompok.
  9. Mencopot gelang tanda pengenal.
  10. Pergi ke Masjidil Haram dari satu jalan dan kembali dari jalan lainnya.

(Saudi Gazette)

Dewan Ulama Senior Arab Saudi: ISIS Bertindak Biadab, Bertentangan dengan Islam

Posted: 28 Feb 2016 11:01 PM PST

RIYADH: Teroris yang membunuh orang-orang yang tidak bersalah di dalam masjid-masjid dan di tempat-tempat umum telah mengkhianati tanah air mereka dengan tindakan biadab, kata Dewan Ulama Senior Arab Saudi.

Lembaga keagamaan tertinggi di Arab Saudi tersebut memaksudkan pada kelompok ISIS yang telah menargetkan tidak hanya orang yang tidak bersalah tetapi juga kerabat dekat mereka tanpa ampun.

Menurut para Ulama, orang-orang tersebut tidak mendengarkan nasihat dan satu-satunya cara untuk menghilangkan mereka adalah melalui hukuman mati seperti yang ditentukan dalam kitab suci Al-Qur’an.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Dewan mengatakan bahwa keputusan yang sama (No. 148), yang diterbitkan 28 tahun yang lalu, mengizinkan hukuman mati terhadap para penjahat yang bertambah parah.

Dewan mendesak anggota masyarakat untuk bekerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melaporkan orang-orang yang dicari negara sebagai bagian dari kerjasama dalam kebenaran dan ketakwaan yang pada akhirnya melindungi masyarakat.

Badan agama tersebut menekankan bahwa kegagalan dalam melaporkan orang-orang yang dicari tersebut adalah pengkhianatan terhadap umat Islam dan kepemimpinan mereka.

“Dewan telah menegaskan berulang kali bahwa Islam, agama kemanusiaan dan kasih sayang, tidak pernah bisa menjadi penyebab pengrusakan,” katanya.

Dewan mengatakan tujuan Islam adalah kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia. Lagipula, Islam berusaha untuk membebaskan pikiran dari belenggu penindasan dan ketidakadilan, katanya.

Dewan menegaskan bahwa kelompok teroris ISIS hanyalah geng dengan dasar yang tidak dikenal. “Kepemimpinan mereka dancara-cara mereka adalah sesat dan tidak Islami. Ini bukan negara, tapi geng, dan bukan Muslim tetapi mereka yang tenggelam dalam kebodohan,” tambahnya.

(Arab News)

Kerajaan Arab Saudi Akan Mengadopsi 1.000 Anak Yatim Piatu Irak

Posted: 28 Feb 2016 10:08 PM PST

RIYADH: Arab Saudi akan mengasuh 1.000 anak yatim piatu Irak di Kurdistan yang kehilangan orang tua mereka karena kejahatan ISIS, media lokal melaporkan.

Langkah tersebut diambil mengikuti arahan Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman, dalam hal ini, Duta Besar Arab Saudi Thamer Al-Sabhan dikutip mengatakan.

Bantuan ini ada sebagai perpanjangan dari bantuan kemanusiaan yang Kerajaan Arab Saudi sediakan untuk orang-orang Arab sesuai arahan kerajaan, katanya.

“Bantuan untuk korban perang adalah refleksi dari peran kemanusiaan dari Kerajaan Arab Saudi, yang berkomitmen untuk tugas-tugas agama, etika dan kemanusiaan,” kata Duta Besar.

“Saudara-saudara kita di Irak menghadapi keadaan yang keras dan berat karena kejahatan yang dilakukan oleh kelompok teroris di negara ini. Bantuan kemanusiaan ini akan mencakup semua anak-anak Irak, “kata Al-Sabhan.

Kerajaan Arab Saudi baru-baru mengirimkan bantuan mendesak untuk mereka yang terkena dampak konflik di provinsi Anbar.

Arab Saudi telah menjanjikan 500 juta dollar AS untuk bantuan kemanusiaan bagi Irak untuk disalurkan melalui PBB untuk mereka yang membutuhkan tanpa memandang sekte atau etnisnya.

PBB mengatakan ratusan ribu warga Irak telah mengungsi akibat serangan militan di negara tersebut. Kerajaan Arab Saudi mengikuti dari dekat distribusi bantuan tersebut untuk memastikan bahwa bantuan tersebut mencapai mereka yang berhak.

Diperkirakan 1,2 juta warga Irak telah mengungsi akibat pertempuran, termasuk dari gubernuran Anbar dan Ninewa, menurut Badan Pengungsi PBB.

Organisasi Internasional untuk Migrasi telah menyerukan pembuatan koridor kemanusiaan, memperingatkan bahwa puluhan ribu warga Irak yang mengungsi karena kekerasan berada di luar jangkauan lembaga-lembaga bantuan.

(Arab News)

Seorang Tentara Arab Saudi Dibunuh oleh Enam Orang Kerabatnya yang Pendukung ISIS

Posted: 28 Feb 2016 07:35 PM PST

HAIL – “Saya bangga dengan anak saya dan menganggapnya seorang yang syahid dalam tugas,” kata ibu almarhum tentara Arab Saudi, Badr Hamdi Sarikh Al-Rasyidi, yang dibunuh dengan kejam oleh enam orang kerabatnya yang adalah pendukung ISIS.

Penduduk Roud Bani Hadi, sebuah desa kecil di wilayah Hail, dikejutkan oleh pembunuhan brutal Al-Rashidi, yang adalah seorang sersan di Angkatan Darurat Khusus di provinsi Qassim.

“Saya berdoa agar anak saya masuk surga. Dia adalah anak yang baik dan Muslim yang baik, yang biasa shalat tepat waktu dan rutin membaca Alquran,” kata sang ibu.

Al-Rasyidi, 32 tahun, telah menikah dan mempunyai dua anak dan istrinya sedang hamil anak ketiga mereka.

Al-Rasyidi telah menjalani sekitar 12 tahun di dinas militer dan baru-baru ini dipromosikan ke pangkat sersan.

Istri al-Rasyidi mengatakan bahwa suaminya menerima panggilan telepon dari dua orang sepupunya yang meminta untuk bertemu dengannya untuk menyerahkan sesuatu yang dikirim oleh kakek-neneknya untuk ibunya.

Ketika ia tiba di tujuan di Jalan Riyadh-Qassim, pembunuhnya menariknya keluar dari mobil dan membunuhnya, kata sang istri.

Sang istri itu mengatakan enam kerabatnya tersebut menggunakan hubungan kekeluargaan mereka dengan suaminya yang tidak bersenjata untuk memancing dia ke sebuah tempat yang terpencil dimana mereka bisa membunuhnya.

(Saudi Gazette)

Koran Muslim

Posted by : metalover on :Senin, 29 Februari 2016 With 0komentar

Koran Muslim

| Minggu, 28 Februari 2016
Baca selengkapnya »

Koran Muslim


Oposisi: Assad Melanggar Gencatan Senjata

Posted: 28 Feb 2016 06:43 AM PST

BEIRUT – Para komandan dari berbagai kelompok oposisi mengatakan pada hari Sabtu bahwa penembakan oleh pemerintah terus terjadi di banyak wilayah Suriah dalam apa yang mereka sebut sebagai pelanggaran atas perjanjian gencatan senjata.

Perjanjian gencatan senjata mulai berlaku pada tengah malam di bawah rencana AS-Rusia yang mana PBB bilang sebagai harapan terbaik bagi perdamaian dalam konflik lima tahun tersebut.

Fares Bayoush, kepala kelompok Fursan Al-Haqq yang berjuang di bawah bendera Tentara Pembebasan Suriah, mengatakan kepada Reuters bahwa pelanggaran yang terus terjadi dapat menyebabkan gagalnya perjanjian.

…bersambung.

(Saudi Gazette)

Tidak Adanya Wisatawan Asal Teluk Dapat Merugikan Industri Pariwisata Libanon

Posted: 28 Feb 2016 06:34 AM PST

JEDDAH: Nampaknya bahwa resesi yang dialami oleh Libanon selama dua dekade terakhir akan muncul lagi disaat negara-negara Teluk memperingatkan warganya untuk tidak bepergian ke Libanon.

Menteri Pariwisata Libanon Michel Pharaon mengakui bahwa tidak adanya wisatawan asal negara-negara Teluk dan Arab saudi akan memiliki efek negatif pada pariwisata Libanon. Ia mengatakan ia berharap bahwa krisis dalam hubungan Arab Saudi-Libanon akan segera berlalu, dan bahwa wisatawan Arab Saudi dan negara-negara Teluk akan kembali ke Libanon pada musim panas mendatang.

Dia memuji pendirian Arab Saudi terhadap Libanon dan dukungannya bagi masyarakat Libanon selama beberapa tahun terakhir dan hubungan mendalam antara kedua negara tersebut.

Menurut statistik dari Kementerian Pariwisata Libanon, warga negara Arab Saudi merupakan 80 persen dari wisatawan Teluk pada 2014, sementara pada tahun 2011, 73.000 wisatawan Arab Saudi mengunjungi negara itu meskipun ada fenomena “Kemunduran Arab” (Barat menyebutnya Musim Semi Arab).

Wisatawan asal negara-negara Teluk memberi kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Libanon. Kekhawatiran diungkapkan sejak peringatan baru-baru ini oleh beberapa negara Teluk dan Arab Saudi yang meminta warga negaranya untuk tidak mengunjungi Libanon.

Warga negara Arab Saudi terus mengunjungi Libanon setelah Perjanjian Taif yang mengakhiri Perang Saudara Libanon. Pemerintah Arab Saudi meperantarai perjanjian tersebut dan memulai proses rekonsiliasi politik di dalam negeri tersebut dan rekonstruksinya dengan dukungan Arab Saudi.

(Arab News)

‘Guntur Utara’ Meningkatkan Kesatuan

Posted: 28 Feb 2016 05:32 AM PST

RIYADH: Latihan militer “Guntur Utara” ditujukan untuk mengamankan stabilitas dunia Islam dan Arab yang dipimpin Arab Saudi.

Latihan tersebut, yang secara resmi diluncurkan di Hafr Al-Batin di Provinsi Timur, pada Sabtu, adalah pesan untuk mereka yang menciptakan masalah.

Para ahli telah dikutip di media lokal, mengatakan bahwa latihan militer bersifat pertahanan.

Dua puluh negara Arab dan Muslim dan Perisai Jazirah yang dibentuk GCC berpartisipasi dalam latihan tersebut.

20 negara yang berpartisipasi adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, Bahrain, Senegal, Sudan, Kuwait, Maladewa, Maroko, Pakistan, Chad, Turki, Tunisia, Komoro, Djibouti, Oman, Qatar, Malaysia, Mesir dan Mauritania.

Menurut para sumber, sekitar 150.000 tentara, 2.540 pesawat tempur, 20.000 tank dan 460 helikopter ikut serta dalam latihan militer terbesar dalam sejarah wilayah ini.

Seorang juru bicara untuk pasukan koalisi Arab, Ahmad Assiri, mengatakan bahwa tujuan dari latihan ini adalah untuk mencapai tingkat tertinggi kesiapan, pertukaran keahlian dan meningkatkan koordinasi antara negara-negara yang berpartisipasi.

Hafr Al-Batin berada di Provinsi Timur, yang terletak 430 km sebelah utara Riyadh dan 94,2 km dari perbatasan Kuwait.

(Arab News)

Arab Saudi Memperluas Sanksi Terhadap Organisasi Teroris Syi’ah Hizbullah

Posted: 27 Feb 2016 09:43 PM PST

RIYADH: Arab Saudi pada Jum’at memberlakukan sanksi terhadap tiga orang dan empat perusahaan yang terkait dengan organisasi teroris Hizbullah.

Arab Saudi telah membekukan aset-aset mereka dan melarang berurusan dengan tiga warga negara Libanon dan empat perusahaan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menyebutkan nama-nama orang tersebut adalah Fadi Hussein Sarhan, Adel Moham-med Sheri dan Ali Hussein Ze’ater.

Kementerian mempublikasikan nama empat perusahaan tersebut adalah Vatech Sarl, Le-Hua Electronics Field Co. Ltd., Aero Skyone Co. Ltd. dan Labico Sal Offshore.

“Arab Saudi akan terus memerangi kegiatan teroris yang disebut dengan Hizbullah tersebut dengan segala cara,” kata Kementerian sambil menambahkan bahwa Arab Saudi akan terus bekerja dengan sekutu-sekutunya di seluruh dunia untuk memperjelas bahwa kegiatan ekstrimis dan militan Hizbullah tidak akan ditoleransi oleh bangsa atau organisasi internasional apapun.

Pernyataan Kementerian yang disampaikan oleh SPA tersebut mengatakan bahwa selama Hizbullah terus melakukan kegiatannya untuk menyebarkan kekacauan, ketidakstabilan, aksi teror dan melakukan tindakan kriminal, Arab Saudi akan terus menandai mata-mata, pemimpin dan orang-orang Hizbullah yang terkait dengan kelompok tersebut sebagai organisasi teror dan memberlakukan sanksi pada mereka.

Kementerian menyarankan warga negara dan penduduk untuk tidak berurusan dengan Hizbullah dan individu dan perusahaan yang disebutkan di atas.

“Pihak-pihak yang berwenang akan menerapkan Peraturan dan Hukum Kejahatan dan Pendanaan Terorisme yang terkait terhadap siapapun yang ditemukan berurusan dengan individu dan organisasi yang disebutkan di atas,” Kementerian memperingatkan.

Kementerian juga mengatakan bahwa mereka yang diberi sanksi ditandai sesuai dengan Hukum Arab Saudi tentang Kejahatan dan Pendanaan Terorisme serta Keputusan Kerajaan No. A/44, yang menargetkan teroris dan para pendukungnya dan siapapun yang bekerja dengan mereka atau atas nama mereka.

Semua aset dari organisasi yang ditandai ini akan dibekukan, dan warga negara atau ekspatriat di Arab Saudi dilarang terlibat dalam transaksi apapun dengan mereka, tambah pernyataan Kementerian.

Departemen Keuangan Amerika Serikat pada tahun lalu telah menjatuhkan sanksi terhadap Sarhan yang tinggal di Beirut dan perusahaannya Vatech Sarl, bersama dengan Sheri, dari Shenzhen, China, dan perusahaannya Le-Hua Electronic Field Co.

Disampaikan bahwa mereka bertanggung jawab “untuk menyediakan dukungan material untuk meningkatkan kemampuan teroris dan militer kelompok tersebut.”

Sarhan membeli kendaraan udara tak berawak, sementara Sheri memfasilitasi upaya Hizbullah untuk memperoleh peralatan elektronik “untuk dikirimkan ke Yaman untuk digunakan dalam alat peledak yang dibuat seadanya oleh Hutsi,” kata Departemen Keuangan Amerika Serikat.

Pada Selasa, Riyadh mendesak warga negara Arab Saudi untuk tidak bepergian ke Lebanon “untuk keselamatan mereka,” setelah Kerajaan menghentikan program 3 milyar dollar AS yang mendanai perlengkapan militer Prancis ke Beirut dan 1 miliar dollar AS untuk keamanan dalam negeri Libanon.

Riyadh memotong bantuan tersebut sebagai tanggapan atas posisi bermusuhan yang diambil Lebanon atas perintah Hizbullah.

(Arab News)

Mufti Agung Arab Saudi, Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh, Memuji Kampanye Pasukan Keamanan Arab Saudi Melawan Narkoba

Posted: 27 Feb 2016 08:21 PM PST

RIYADH: Mufti Agung Abdul Aziz Alu Syaikh telah memuji prestasi pasukan keamanan Arab Saudi dalam kampanye melawan narkoba dan menekankan efek merugikan dari zat-zat terlarang tersebut di masyarakat.

“Pasukan keamanan telah menyita sejumlah besar obat-obatan terlarang dalam empat bulan terakhir,” katanya dalam sebuah ceramah terbaru di Riyadh.

Jumlah narkoba yang disita di Arab Saudi belakangan ini setara dengan dua-pertiga jumlah total yang disita di seluruh dunia.

Narkoba mengotori agama dan pikiran orang dan mengancam keberlangsungan negara, katanya.

Negeri Islam memerangi secara militer, intelektual dan moral terhadap ancaman narkoba dan alkohol, katanya.

Tentang mereka yang bersalah atas pelanggaran yang berkaitan dengan narkoba, ia berkata: “Partisipasi Anda dalam menyebarluaskan narkoba adalah bukti kerusakan dan kelemahan iman Anda. Ini adalah fenomena berbahaya yang masuk dalam kategori mentargetkan agama kita dan moral dan nilai-nilai kita. ”

Brigjen Ahmad Al-Zahrani, kepala Dirjen Badan Anti-Narkotika Arab Saudi, mengatakan bahwa tujuan dari pembuat dan penyelundup narkoba tidak hanya uang tetapi juga untuk menghancurkan anak bangsa.

Dia membuat pernyataan tersebut saat peluncuran proyek nasional pencegahan penyalahgunaan narkoba di Riyadh.

“Dengan kerja sama negara Arab dan negara sahabat lainnya, kami telah menangkap dalam jumlah besar penyelundup-penyelundup narkoba yang bergerak di seluruh dunia untuk mengirimkan zat-zat ilegal,” katanya.

Dia mengatakan bahwa narkoba yang diselundupkan ke dalam Kerajaan Arab Saudi diproduksi di pabrik-pabrik rahasia dan Badan Anti Narkoba Arab Saudi mengetahui lokasi mereka.

(Arab News)

Serangan Udara Pimpinan Arab Saudi di Yaman Menewaskan Lebih dari 30 Hutsi

Posted: 27 Feb 2016 08:02 PM PST

Serangan udara yang dipimpin Arab Saudi yang menargetkan milisi Hutsi telah menewaskan sedikitnya 30 orang di sebuah distrik di luar ibukota Yaman, Sanaa.

Serangan pada hari Sabtu tersebut menghantam sebuah daerah pasar populer di distrik Nihm.

Aliansi yang dipimpin Arab Saudi memerangi Hutsi dan pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh dalam upaya untuk memulihkan pemerintah Presiden Abd-Rabbuh Mansur Hadi yang diakui secara internasional.

PBB mengatakan hampir 6.000 orang telah tewas dalam pertempuran, yang dimulai setelah Hutsi merangsek maju di kota pelabuhan di selatan, Aden, dimana Hadi berbasis. Ratusan ribu orang telah mengungsi.

(Al Arabiya)

Koran Muslim

Posted by : metalover on :Minggu, 28 Februari 2016 With 0komentar

Koran Muslim

| Sabtu, 20 Februari 2016
Baca selengkapnya »

Koran Muslim


Arab Saudi Menghentikan Program Pasokan Militer 3 Milyar Dollar AS ke Lebanon Sebagai Protes Terhadap Hizbullah

Posted: 19 Feb 2016 09:49 PM PST

Menteri Pertahanan Prancis, Jean-Yves Le Drian (tengah), berbicara dengan Menteri Pertahanan Lebanon, Samir Moqbel (kiri), dan Duta Besar Arab Saudi untuk Lebanon, Ali Awad Assiri (kiri kedua), terlihat di Beirut, Lebanon, Senin 20 April 2015 (AP)

Menteri Pertahanan Prancis, Jean-Yves Le Drian (tengah), berbicara dengan Menteri Pertahanan Lebanon, Samir Moqbel (kiri), dan Duta Besar Arab Saudi untuk Lebanon, Ali Awad Assiri (kiri kedua), terlihat di Beirut, Lebanon, Senin 20 April 2015 (AP)

Arab Saudi mengatakan pada hari Jum’at, bahwa mereka telah menghentikan program 3 milyar dollar AS untuk pasokan militer ke Lebanon sebagai bentuk protes terhadap Hizbullah, kelompok militan Syi’ah yang bertempur untuk mendukung rezim Suriah.

Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Lebanon Tammam Salam telah mendesak Arab Saudi untuk mempertimbangkan kembali penghentian paket tersebut.

Mengingat posisi-posisi yang telah diambil oleh Hizbullah, kerajaan Arab Saudi melanjutkan untuk “melakukan evaluasi total atas hubungannya dengan republik Lebanon”, kata seorang pejabat yang tak disebutkan namanya kepada Kantor Berita Arab Saudi sebelumnya.

Sekutu Teluk setia Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain, menyatakan dukungannya atas keputusan Arab Saudi tersebut.

Arab Saudi menambahkan bahwa sisa 1 miliar dollar AS paket pembiayaan untuk  pasukan keamanan Lebanon (juga) telah dihentikan, dalam keputusan yang terpisah.

Program 3 milyar dollar AS membiayai peralatan militer yang disediakan oleh Perancis.

Lebanon telah menerima tahap pertama dari persenjataan yang dirancang untuk memperkuat tentaranya terhadap ancaman militan, termasuk peluru kendali anti-tank, pada bulan April tahun lalu, namun program kemudian dilaporkan menemui hambatan.

Terdua pemimpin Hizbullah yang berbasis di Libanon sedang dalam sanksi Arab Saudi.

Hizbullah didukung oleh Iran.

Dalam pernyataan itu, para pejabat Saudi mengatakan Riyadh selalu berdiri dengan Lebanon dan mendukung negara tersebut melalui masa-masa sulit.

“Meskipun ada pendirian terhormat ini, Kerajaan Arab Saudi telah menjumpai pendirian Lebanon yang bertentangan dengan ini di arena Arab, regional dan internasional, dalam bayang-bayang pengambil-alihan kehendak negara oleh yang disebut Hizbullah Lebanon,” kata pernyataan itu.

Hizbullah adalah kelompok Syi’ah yang didukung Iran yang mempunyai kekuasaan besar di Lebanon. Muslim Sunni Arab Saudi adalah lawan Syi’ah Iran.

Pernyataan SPA menyebutkan bahwa Lebanon, pada pertemuan Liga Arab dan Organisasi Konferensi Islam baru-baru ini, telah gagal untuk mengutuk “agresi terang-terangan di kedutaan Kerajaan Arab Saudi itu di Teheran dan konsulatnya di Mashhad,” pada bulan lalu.

Yaitu serangan oleh demonstran Iran yang memprotes atas eksekusi oleh Riyadh terhadap Syi’ah Arab yang dihukum karena melakukan penghasutan untuk melakukan kekerasan.

Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran atas serangan terhadap misi-misinya.

(Al Arabiya)

ISIS Merekrut Anak-anak pada Tingkat ‘yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya’

Posted: 19 Feb 2016 08:31 PM PST

Pemuda berjalan di bawah bendera ISIS di  kamp pengungsi Palestina Ain al-Hilwah, dekat kota-pelabuhan Sidon, selatan Lebanon pada 19 Januari 2016 (Reuters)

Pemuda berjalan di bawah bendera ISIS di kamp pengungsi Palestina Ain al-Hilwah, dekat kota-pelabuhan Sidon, selatan Lebanon pada 19 Januari 2016 (Reuters)

ISIS telah meningkatkan perekrutannya terhadap anak-anak di jumlah “yang meningkat dan belum pernah terjadi sebelumnya” selama tahun lalu, menurut sebuah penelitian AS yang dirilis pekan ini, selagi kekuatan-kekuatan asing terus merangsek ke wilayah kelompok ini dari udara.

Penelitian ini, yang dilakukan lebih dari 13 bulan oleh para peneliti dari Universitas Negara Bagian Georgia, telah meneliti pemberitahuan kematian dari 89 anak-anak dan pemuda di Twitter dan di aplikasi komunikasi terenkripsi Telegram.

Temuan menunjukkan bahwa tingkat kematian pemuda ISIS pada bulan Januari tahun ini meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu. 39 persen anak usia di bawah 18 tahun yang digunakan untuk mengemudikan kendaraan sarat bahan peledak ke tempat musuh, sementara 33 persen meninggal sebagai prajurit infanteri. Kemudian, 18 persen meninggal di pertempuran sebelum membunuh diri mereka sendiri dengan meledakkan sabuk bunuh diri, menurut penelitian ini.

“Tampaknya masuk akal bahwa, selagi tekanan militer terhadap ISIS meningkat dalam beberapa bulan terakhir, operasi tersebut … menjadi lebih menarik secara taktis,” kata studi tersebut.

Bukan Keputus-Asaan

“Kita dapat menduga bahwa, seiring penerapan mereka meningkat, demikian juga tingkat kematian anak dan pemuda yang dilaporkan.”

Akan tetapi, penggunaan anak-anak oleh kelompok militan ini mungkin bukan karena keputus-asaan atau upaya untuk mengisi jajaran.

Sebaliknya, “anak-anak berjuang bersama, bukan sebagai pengganti, laki-laki dewasa,” menurut penelitian.

Data menunjukkan bahwa sebagian besar anak-anak yang meninggal dalam misi ISIS adalah Irak atau Suriah, sementara separuhnya tewas di Irak.

Propaganda ISIS tidak tampak untuk memilih anak-anak sebagai pahlawan muda. “Usia sebenarnya dari martir tidak pernah disebutkan, bahkan secara sepintas,” menurut laporan tersebut. “Bagi propagandis ISIS, usia muda para martir tidak penting.”

(Al Arabiya)

Koran Muslim

Posted by : metalover on :Sabtu, 20 Februari 2016 With 0komentar

Koran Muslim

| Jumat, 19 Februari 2016
Baca selengkapnya »

Koran Muslim


Ikhwanul Muslimin Yordania Memutuskan Hubungan dengan Kelompok Induk Mesirnya

Posted: 19 Feb 2016 07:41 AM PST

Jama'ah Ikhwanul Muslimin

Jama’ah Ikhwanul Muslimin

Ikhwanul Muslimin Yordania telah mengubah anggaran rumah tangganya, mengakhiri afiliasi kelompok tersebut dengan kelompok induknya di Kairo. Krisis Ikhwanul Muslimin di Yordania dimulai ketika sekelompok reformis yang dipimpin oleh Abdul Majid Thneibat mendaftarkan ulang gerakan tersebut sebagai perkumpulan Yordania, memutuskan afiliasinya dengan kelompok induknya di Mesir.

Lebih dari 400 anggota dan pemimpin mengundurkan diri dari gerakan aslinya pada akhir tahun lalu, beberapa bergabung dengan sejumlah kelompok sempalan -Perkumpulan Ikhwanul Muslimin yang didaftarkan Thneibat, Inisiatif Zamzam, dan komite “Kemitraan and Penyelamatan”.

(Al Arabiya)

Muncul Pertanyaan Saat WFP Mengatakan Mereka Pemilik Pengiriman yang Disita di Yaman

Posted: 19 Feb 2016 12:23 AM PST

Mainport Cedar ditampilkan dalam foto ini yang diambil dari situs Mainport Holdings

Mainport Cedar ditampilkan dalam foto ini yang diambil dari situs Mainport Holdings

  • Juru bicara Koalisi: Badan PBB tidak melaporkan peralatan komunikasi
  • Perangkat yang disita mirip dengan yang ditemukan di markas Hutsi

RIYADH: Program Pangan Dunia (WFP) pada Selasa mengatakan peralatan komunikasi yang telah dihentikan oleh pasukan koalisi untuk memasuki Yaman di salah satu kapal yang disewanya adalah benar milik PBB.

Organisasi kemanusiaan PBB tersebut mengatakan Mainport Cedar, yang dialihkan perjalanannya ke pelabuhan Jazan, Arab Saudi, pada 11 Februari, sedang membawa muatan pasokan bantuan kemanusiaan ke pelabuhan Hudaidah yang dikuasai Hutsi.

Tapi pernyataan WFP hanya menimbulkan pertanyaan. Brigjen Ahmad Assiri, juru bicara koalisi, mengatakan bahwa peralatan komunikasi yang ditemukan di kapal selama pemeriksaan tersebut sama dengan peralatan komunikasi yang digunakan oleh Hutsi.

Selain itu, peralatan itu tidak dilaporkan oleh WFP.

“Ini membantu milisi (Hutsi) dalam pertempuran mereka. Mengapa mereka (WFP) tidak melaporkannya?” Kata Assiri melalui telepon.

Kapal tersebut membawa kontainer bermuatan pasokan medis dari Belanda dan dua kontainer makanan dari Iran, dan memulai perjalanannya dari pelabuhan Bandar Abbas di Iran, kata Assiri.

Arab Saudi memimpin koalisi Arab dalam perang melawan Hutsi dan pasukan tentara yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh pada Maret lalu dalam upaya untuk memulihkan kekuasaan Presiden Abd-Rabbuh Mansur Hadi.

Koalisi telah memberlakukan blokade laut untuk mencegah persenjataan masuk.

Peralatan-peralatan termasuk komputer, parabola, panel surya, sistem enkripsi, perangkat komunikasi individu dan bahan lainnya sering digunakan untuk tujuan militer dan ditemukan oleh pasukan koalisi di pangkalan Hutsi di perbatasan Arab Saudi, kata Assiri.

Pasukan koalisi, yang telah memberlakukan blokade di pelabuhan Yaman sebagai bagian dari kampanyenya, telah menuding Iran memasok persenjataan Hutsi. Namun, Iran membantah keterlibatannya dalam konflik tersebut.

Pada bulan September, koalisi mengatakan mereka telah menangkap satu perahu nelayan Iran yang membawa 18 peluru Concourse anti-lapis-baja, 54 peluru anti-tank, perlengkapan baterai peluru, sistem pemandu tembakan, peluncur dan baterai untuk teropong yang ditujukan untuk Hutsi.

Dilihat dari kejadian tersebut, Assiri mengatakan koalisi telah meminta WFP untuk ‘meninjau prosedur Anda, meninjau orang-orang Anda’ untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi.

Abir Etefa, juru bicara senior untuk WFP, menegaskan bahwa badan tersebut telah menerima permintaan dari koalisi.

“WFP telah diminta oleh pasukan koalisi untuk mengirim ulang dokumen mengenai peralatan IT kemanusiaan,” katanya dalam sebuah e-mail.

Hampir 6.000 orang telah tewas di Yaman sejak pasukan koalisi melakukan intervensi pada Maret tahun lalu untuk menghentikan pasukan Hutsi dan Saleh dari menggulingkan pemerintahan Hadi yang diakui PBB.

(Arab News)

PBB Tertangkap Basah Mencoba Menyelundupkan Peralatan Militer di Yaman

Posted: 18 Feb 2016 08:31 PM PST

Brigjen Ahmad Al-Assiri, Penasihat Militer Menteri Pertahanan Arab Saudi

Brigjen Ahmad Al-Assiri, Penasihat Militer Menteri Pertahanan Arab Saudi

Brigjen Assiri: Penduduk Yaman membutuhkan makanan bukan mesin sandi.

Pasukan Koalisi Arab pimpinan Arab Saudi di Yaman menangkap, pada 16 Februari, sebuah kapal PBB yang mengirim mesin sandi. Peralatan tersebut disembunyikan di dalam struktur kapal disamping bahan makanan dan perlengkapan medis.

Seorang wanita juru bicara PBB mengklaim bahwa barang yang disita tersebut adalah milik awak kapal. Akan tetapi, beberapa menganggap klaim itu sebagai upaya untuk menolak tanggung jawab atas apa yang telah terjadi.

Abir Etefa, wanita Juru bicara Timur Tengah Program Pangan Dunia PBB (WFP,, UN World Food Programme), mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa kapal yang disewa oleh WFP itu telah berlayar dari Djibouti ke pelabuhan Hudaydah membawa dukungan bantuan kemanusiaan.

PBB menghubungi pasukan koalisi, setelah kapal tersebut diblokir dari perjalanannya, untuk mengidentifikasi alasan di balik penahanan. Perjalanan kapal itu kemudian diubah ke pelabuhan Jizan.

Etefa menegaskan bahwa PBB bersikukuh atas kesadaran penuhnya atas adanya perangkat komunikasi yang adalah milik tim misi PBB di atas kapal di Yaman. Dia menjelaskan bahwa peralatan itu telah disahkan untuk digunakan WFP oleh PBB.

Peralatan komunikasi yang ditemukan di kapal dikhususkan untuk menghubungkan organisasi-organisasi bantuan PBB yang bekerja di Yaman, Etefa menjelaskan.

Pasukan koalisi di Jizan mewajibkan kantor PBB untuk memberikan dokumen terkait perangkat komunikasi yang dioperasikan misi bantuan di Yaman. Juru bicara wanita WFP Etefa menunjukkan bahwa ada tanda-tanda bahwa kapal berlayar dari Jizan ke pelabuhan Hudaydah.

Misi PBB bekerja melalui sejumlah pelabuhan di Yaman, dan pelabuhan Hudaydah yang dikuasai pemberontak Hutsi adalah salah satunya, Etefa menegaskan. Pelabuhan tersebut dianggap sebagai yang terbesar di negeri ini, karena pelabuhan itu melayani sejumlah besar daerah di Yaman.

Brigjen Ahmad Al-Assiri, Penasihat Militer Menteri Pertahanan Arab Saudi, mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa tindakan dan perilaku yang menyesatkan dari afiliasi-afiliasi yang mentransfer bantuan medis dan makanan terpantul secara negatif ke WFP. “Penduduk di Yaman tidak membutuhkan komunikasi (…) mereka membutuhkan dukungan dan bantuan medis”, tambah Brigjen Assiri.

(Asharq Al-Awsat)

Koran Muslim

Posted by : metalover on :Jumat, 19 Februari 2016 With 0komentar

Koran Muslim

| Kamis, 18 Februari 2016
Baca selengkapnya »

Koran Muslim


UNHCR Memuji Arab Saudi Atas Dukungannya Terhadap Pengungsi Suriah

Posted: 18 Feb 2016 05:00 AM PST

BANTUAN VITAL: Seorang pengungsi Suriah menerima obat dari apotek yang dijalankan oleh Kampanye Nasional Arab Saudi untuk Bantuan Pengungsi Suriah, di Yordania (SPA)

BANTUAN VITAL: Seorang pengungsi Suriah menerima obat dari apotek yang dijalankan oleh Kampanye Nasional Arab Saudi untuk Bantuan Pengungsi Suriah, di Yordania (SPA)

RIYADH: Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR), yang juga dikenal sebagai Badan Pengungsi PBB, memuji Kerajaan Arab saudi karena merawat dan mendukung pengungsi Suriah yang tinggal di Yordania dan Lebanon.

Paul Stromberg, wakil utusan UNHCR di Yordania, menyatakan terima kasihnya yang tulus kepada Kampanye Nasional Arab Saudi untuk Pengungsi Suriah dan menghargai Kerajaan Arab Saudi atas upaya komprehensifnya untuk memberikan barang-barang yang diperlukan seperti makanan, obat-obatan dan pakaian musim dingin kepada pengungsi Suriah.

“UNHCR menghargai bantuan besar ini yang telah disediakan oleh kampanye Arab Saudi melalui berbagai programnya untuk meningkatkan kondisi kehidupan para pengungsi,” katanya.

Stromberg membuat pernyataan tersebut pada hari Senin selama interaksi dengan delegasi media Arab Saudi di Amman, kata seorang pejabat Kampanye Nasional Arab Saudi pada hari Rabu.

Selain memuji Kampanye Nasional Arab Saudi karena telah membantu warga Suriah yang menderita yang menjadi pengungsi di Yordania dan Lebanon, pejabat senior PBB tersebut juga menujukan pujian untuk kamp pengungsi Al-Zaatari di utara Yordania, secara khusus, atas layanan penting yang Arab Saudi telah berikan ke kamp pengungsian.

Secara khusus, Kerajaan Arab Saudi telah mendirikan 13 klinik khusus, 1 unit psikiatrik, laboratorium, 1 jawatan sinar X dan 1 apotek di kamp Al-Zaatari untuk menyediakan bantuan medis.

Selain menawarkan pengobatan untuk keadaan darurat medis dan untuk penyakit menular dan tidak menular di klinik ini, para dokter juga telah menangani sejumlah pasien kejiwaan yang terkena dampak buruk dari kondisi yang menyebabkan mereka untuk menjadi pengungsi.

Selain itu, Kampanye Nasional Arab Saudi juga meningkatkan kampanye dukungannya disaat hawa dingin melanda Timur Tengah pada musim dingin ini, dan menyediakan pakaian hangat dan perlengkapan pemanas untuk memberikan para pengungsi di daerah-daerah ini bantuan yang lebih banyak dibutuhkan.

Sebelumnya, Kampanye Nasional Arab Saudi juga membagikan paket makanan kering dan kurma ke keluarga-keluarga pengungsi dan kampanye ini telah memiliki dampak yang signifikan pada peningkatan kondisi kehidupan pengungsi Suriah di kamp-kamp di kedua negara tersebut melalui upaya komprehensif.

Delegasi media Arab Saudi tersebut sedang melakukan perjalanan studi ke kamp-kamp pengungsi Suriah di Yordania dan Lebanon.

Delegasi tersebut juga melakukan kunjungan inspeksi ke Libanon pada hari Selasa dan pergi ke pusat-pusat pengungsian untuk mendistribusikan bantuan ke pengungsi Suriah, termasuk yang ada di daerah Barja di provinsi Kharub, dan kamp Jabal, ​​dimana pakaian musim dingin dan bantuan diberikan oleh Kampanye Nasional Arab Saudi.

(Arab News)

Konvoi Bantuan Suriah Bersiap Menuju Wilayah yang Dikepung

Posted: 17 Feb 2016 11:54 PM PST

Truk-truk bantuan berbaris di jalan raya sebelum keberangkatan mereka ke Damaskus dalam foto ini yang dirilis pada hari Rabu - Reuters

Truk-truk bantuan berbaris di jalan raya sebelum keberangkatan mereka ke Damaskus dalam foto ini yang dirilis pada hari Rabu – Reuters

DAMASKUS – Truk-truk bermuatan bantuan kemanusiaan diperkirakan akan pergi ke lima wilayah yang dikepung di Suriah pada Rabu nanti, dalam bagian dari upaya yang dijelaskan oleh seorang pejabat Rusia sebagai langkah pertama menuju pelaksanaan atas kesepakatan yang telah dicapai oleh kekuatan-kekuatan dunia di Munich pada pekan lalu.

Utusan PBB, Staffan de Mistura, telah berusaha untuk mengamankan pengiriman bantuan untuk meningkatkan peluang untuk memulai ulang pembicaraan damai sebelum akhir Februari. Tapi upaya-upaya itu telah dikaburkan oleh pertempuran sengit di utara Aleppo, dimana berbagai pasukan yang didukung oleh lawan dari regional dan internasional saling memperebutkan lajur penting tanah yang menghubungkan kota terbesar Suriah dengan perbatasan dengan Turki.

Kekerasan di Aleppo dan kurangnya perbaikan di sisi kemanusiaan telah menyebabkan runtuhnya perundingan tidak langsung antara pemerintah Suriah dan lawan-lawannya di Jenewa pada awal bulan ini.

AS, Rusia dan kekuatan-kekuatan dunia lainnya telah bersepakat pada pekan lalu untuk menghentikan permusuhan dalam sepekan, pengiriman bantuan yang sangat dibutuhkan ke daerah-daerah yang dikepung di Suriah, dan seruan untuk kembali ke perundingan perdamaian di Jenewa.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Gennady Gatilov, mengatakan pada hari Rabu bahwa “pelaksanaan dari perjanjian Munich tentang pemukiman warga Suriah telah dimulai.”

Dia mengatakan bahwa satu kelompok kerja untuk akses kemanusiaan ke kota-kota yang dikepung telah bertemu dan telah mengatur untuk kembali bertemu pada hari Kamis. Dia mengatakan mereka akan membahas isu-isu praktis yang berkaitan dengan pengiriman bantuan.

“Penting bahwa pemerintah Suriah telah secara resmi menyatakan bahwa mereka akan menyediakan akses ke tujuh kota yang dikepung,” kata Gatilov, menurut Interfax.

(Saudi Gazette)

PBB: 50.000 Orang Menjadi Tunawisma Setelah Selatan Suriah Bergejolak

Posted: 17 Feb 2016 10:02 PM PST

Anak-anak pengungsi Suriah menyaksikan Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond, mengunjungi kamp pengungsi Al Zaatari di kota Mafraq, Yordania dekat perbatasan dengan Suriah, 1 Februari 2016 (Reuters)

Anak-anak pengungsi Suriah menyaksikan Menteri Luar Negeri Inggris, Philip Hammond, mengunjungi kamp pengungsi Al Zaatari di kota Mafraq, Yordania dekat perbatasan dengan Suriah, 1 Februari 2016 (Reuters)

Menghebatnya pertempuran antara pasukan pro-Pemerintah dan pemberontak di selatan Suriah telah membuat hampir 50.000 warga sipil kehilangan tempat tinggal di tengah musim dingin, kata PBB pada hari Rabu.

Pengungsian ini seiring dengan perhatian internasional yang sebagian besarnya terfokus ke sebelah utara Suriah, dimana serangan pemerintah yang didukung oleh serangan udara Rusia telah memicu eksodus pengungsi menuju perbatasan Turki.

Koordinator kemanusiaan PBB di Yordania, Edward Kallon, mengatakan badan dunia itu telah mengatur konvoi bantuan lintas-perbatasan tambahan selama dua pekan terakhir yang menyediakan pakaian musim dingin dan naungan sederhana untuk lebih dari 30.000 warga sipil, lebih dari 7.000 diantaranya anak-anak.

Di Suriah selatan, dekat perbatasan dengan Yordania, kota Daraa tetap berada di tangan pemerintah namun ada pertempuran berat di banyak provinsi di sekitarnya.

Tetangganya, Sweida, jantung dari minoritas Druz Suriah, telah diserang oleh gerilyawan dari kelompok ISIS, tapi pertempuran yang terjadi disini lebih sedikit daripada bagian lain dari negara tersebut.

Yordania menampung lebih dari 630.000 dari sekitar 4,6 juta pengungsi Suriah, menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Masalah Pengungsi.

Pemerintah Yordania memberikan perkiraan yang jauh lebih tinggi, yakni 1,4 juta pengungsi, karena banyak dari mereka yang tidak terdaftar.

(Al Arabiya)

Satu Keluarga Arab Saudi Mengucapkan Perpisahan ke Pembantu Rumah Tangganya dan Memberikan Emas, Uang dan Mawar

Posted: 17 Feb 2016 07:39 PM PST

Ibu rumah tangga, Ummu Muflih Al-Balawi, memeluk pembantu rumah tangga asal Ethiopianya pada pesta perpisahan (Foto Istimewa)

Ibu rumah tangga, Ummu Muflih Al-Balawi, memeluk pembantu rumah tangga asal Ethiopianya pada pesta perpisahan (Foto Istimewa)

RIYADH – Sebuah keluarga Arab Saudi telah menyelenggarakan pesta perpisahan untuk pembantu rumah tangga asal Ethiopia mereka, yang telah bekerja dengan mereka selama empat tahun dan akhirnya terpaksa pulang karena alasan pribadi.

Keluarga tersebut, menurut surat kabar Al-Riyadh pada hari Rabu, menggambarkan pembantu rumah tangga mereka sebagai teladan atas kesetiaan dan dedikasi.

Anggota keluarga sepakat untuk menyelenggarakan pesta perpisahan di hadapan sejumlah kerabat dan teman mereka, yang semuanya menghargai adab dan perlakuan baiknya kepada semua orang.

Ummu Muflih Al-Balawi, sang ibu rumah tangga, berkata untuk pembantu rumah tangganya: “Kamu telah melayani keluarga kami dengan ketulusan dan dedikasi. Kami sangat berharap kamu bisa tinggal beberapa tahun lebih lama lagi bersama kami. ”

Sang ibu rumah tangga mengatakan, keadaan pribadi pembantu rumah tangganya di negara asalnya mengharuskannya untuk pergi meskipun mereka tidak ingin ia pergi.

“Kamu telah meninggalkan kesan yang baik tentang pembantu rumah tangga asing yang tertarik untuk memperoleh kehidupan terhormat di Arab Saudi,” katanya.

Al-Balawi mengatakan selama pesta perpisahan tersebut, pembantunya diberikan banyak hadiah, termasuk emas, uang dan bunga mawar. “Ini adalah penghargaan atas apa yang telah dia lakukan untuk kami,” katanya.

(Saudi Gazette)

Koran Muslim

Posted by : metalover on :Kamis, 18 Februari 2016 With 0komentar

Koran Muslim

| Rabu, 17 Februari 2016
Baca selengkapnya »

Koran Muslim


Presiden Yaman, Abd Rabbuh Mansur Hadi, Mengungkapkan Bukti Keterlibatan Hizbullah di Yaman

Posted: 17 Feb 2016 09:49 AM PST

Presiden Yaman, Abd Rabbuh Mansur Hadi
Presiden Yaman, Abd Rabbuh Mansur Hadi

Presiden Yaman, Abd Rabbuh Mansur Hadi, telah mengungkapkan bahwa pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, telah mengiriminya sebuah surat yang menjelaskan peran Hizbullah dalam pertempuran di Yaman.

Berbicara dalam sebuah konferensi pers di Ankara pada hari Selasa, setelah pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Hadi mengatakan Nasrallah telah menulis kepadanya dan menyatakan “gerilyawan kami telah tiba di Yaman untuk mengajarkan orang-orang Yaman hakikat pemerintahan.”

(Al Arabiya)

Raja Salman Menerima Utusan Khusus Presiden Indonesia

Posted: 17 Feb 2016 08:14 AM PST

REDAKSI: KoranMuslim.com hanya sebatas mengabarkan peristiwa yang sedang terjadi. Pandangan dan pemikiran yang dianut oleh Alwi Shihab tidak serta-merta mewakili pandangan KoranMuslim.com.

Raja Salman, menerima Sekjen Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dan para kepala lembaga anti-korupsi GCC
Raja Salman, menerima Sekjen Dewan Kerjasama Teluk (GCC) dan para kepala lembaga anti-korupsi GCC

Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman, menerima di Istana Al-Yamamah di Riyadh pada hari Selasa, Sekjen Dewan Kerjasama Teluk (GCC) Dr. Abdullatif Al-Zayani dan para kepala lembaga anti-korupsi GCC.

 

 

 

 

 

Raja Salman Menerima Utusan Khusus Presiden Indonesia
Raja Salman Menerima Utusan Khusus Presiden Indonesia

Raja Salman juga menerima pesan dari Presiden Indonesia Joko Widodo, dalam pertemuan yang terpisah, dengan utusan khusus presidennya, Dr. Alawi Abdurrahman Shihab.

Warga Yaman Berunjuk Rasa di New York, Menentang Campur Tangan Iran

Posted: 17 Feb 2016 08:08 AM PST

Markas Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
Markas Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)

REDAKSI: KoranMuslim.com hanya sebatas mengabarkan peristiwa yang sedang terjadi. Apa yang dilakukan orang-orang dalam berita ini (demonstrasi) tidak serta-merta mewakili pandangan KoranMuslim.com.

RIYADH – Anggota komunitas Yaman di Amerika Serikat pada hari Rabu akan mengadakan unjuk rasa di depan markas Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York untuk mengutuk campur tangan Iran terhadap urusan negara mereka.

Unjuk rasa ini, yang mana sejumlah besar warga Yaman diperkirakan akan berpartisipasi, akan diselenggarakan bersamaan dengan sesi Dewan Keamanan PBB yang membahas situasi di Yaman.

Seorang demonstran, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan mereka bertujuan untuk membuat jelas ke seluruh dunia terutama opini publik Barat bahwa penduduk Yaman benar-benar menentang campur tangan Iran terhadap urusan negara mereka.

Dia mengatakan mereka juga ingin menuntut tanggung jawab Iran atas pertumpahan darah dan kehancuran di Yaman, atas kerjasamanya dengan Hutsi dan angkatan bersenjata presiden yang lalu, Ali Abdullah Saleh.

Komunitas Yaman telah meminta Dewan Keamanan PBB dan organisasi-organisasi hak asasi manusia internasional untuk mengadili Iran atas campur tangan terang-terangannya dalam urusan dalam negeri Yaman, dukungan berlanjutnya atas perang dan karena memerangi pemerintahan yang sah negara tersebut.

Di sisi lain, Gerakan Perjuangan Arab untuk Pembebasan Ahvaz pada hari Kamis akan menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Iran di Wina untuk menuntut hak-hak nasional dari rakyat non-Persia.

Para demonstran akan melantunkan slogan-slogan yang mengutuk kejahatan rezim Iran dan dukungannya terhadap terorisme, kekerasan dan sektarianisme di wilayah tersebut.

Persatuan Suku Bangsa dan Keluarga Arab di Jerman juga akan mengadakan unjuk rasa di Berlin pada hari Kamis untuk mengutuk kejahatan-kejahatan Iran.

(Saudi Gazette)

Koran Muslim

Posted by : metalover on :Rabu, 17 Februari 2016 With 0komentar

Koran Muslim

| Selasa, 16 Februari 2016
Baca selengkapnya »

Koran Muslim


Arab Saudi Menerbitkan Izin Kerja Sementara untuk Warga Negara Suriah dengan Visa Kunjungan Mulai Hari Ini

Posted: 15 Feb 2016 11:30 PM PST

أجير - خدمات العمالة المتبادلة
أجير – خدمات العمالة المتبادلة

RIYADH – Kementerian Tenaga Kerja Arab Saudi mulai Selasa akan mulai menerbitkan izin kerja sementara untuk warga negara Suriah yang berada di Arab Saudi dengan visa kunjungan. Para pengunjung Suriah dapat memperoleh izin kerja melalui gerbang elektronik Ajir (www.ajeer.com.sa) yang berlaku selama enam bulan dan dapat diperpanjang, Kantor Berita Arab Saudi melaporkan pada hari Senin.

Keputusan itu sejalan dengan perintah yang dikeluarkan oleh Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman.

Khalid Abal Khail, direktur jenderal media di Kementerian Tenaga Kerja Arab Saudi, mengatakan portal Ajeer telah disiapkan untuk menerima permohonan izin kerja dari pengunjung pria dan wanita Suriah yang berusia antara 18 dan 60 tahun. “Pemegang izin sementara akan diizinkan untuk bekerja di perdagangan tertentu dengan sponsor perorangan atau perusahaan untuk jangka waktu enam bulan sesuai dengan peraturan dan ketentuan kementerian. Mereka tidak membutuhkan dokumen identitas lainnya dan dapat bekerja tanpa mengalihkan sponsor,” katanya.

Abal Khail mengatakan pertanyaan tentang layanan ini dapat diarahkan ke layanan pelanggan Ajir dengan menelepon di 920002866 atau kementerian di 19911 atau tautan portal di Internet.

Layanan pengunjung melalui Ajir memungkinkan perorangan dan pemilik usaha untuk memanfaatkan jasa dari pengunjung Suriah, sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan. Sebuah tim teknis, terdiri dari perwakilan dari berbagai pihak yang berwenang, telah dibentuk untuk menempatkan mekanisme untuk merancang, menerbitkan, memperbarui dan membatalkan izin kerja sementara untuk warga Suriah yang tinggal di Kerajaan Arab Saudi dengan visa kunjungan.

Sebelumnya, Kementerian Tenaga Kerja telah memperbaiki status warga negara Yaman yang telah tinggal secara ilegal di Arab Saudi.

Ajir menyediakan warga Yaman izin kerja sementara, berlaku selama enam bulan, setelah memperoleh dokumen perjalanan dari pemerintah mereka.

(Saudi Gazette)

Turki Mendakwa Rusia Atas Kejahatan Perang Suriah

Posted: 15 Feb 2016 10:18 PM PST

Gambar diam yang diambil dari video menunjukkan seorang anak berbaring di tempat tidur dengan tangan terluka setelah apa yang disebut sebagai serangan rudal di sebuah rumah sakit di Azaz (Reuters)
Gambar diam yang diambil dari video menunjukkan seorang anak berbaring di tempat tidur dengan tangan terluka setelah apa yang disebut sebagai serangan rudal di sebuah rumah sakit di Azaz (Reuters)

Turki pada hari Senin mendakwa Rusia atas kejahatan perang yang jelas setelah serangan rudal di Suriah utara menewaskan puluhan orang, dan memperingatkan para pejuang milisi Kurdi disana bahwa mereka akan menghadapi “reaksi paling keras” jika mereka mencoba untuk merebut sebuah kota dekat perbatasan Turki.

Sebuah serangan yang didukung oleh pengeboman Rusia dan milisi Syi’ah yang didukung Iran telah membuat tentara Suriah mendekat sejarak 25 km dari perbatasan Turki. Milisi YPG Kurdi -yang Turki anggap sebagai pasukan pemberontak musuh- telah mengeksploitasi situasi tersebut, dengan merebut tanah dari pemberontak Suriah untuk memperluas kehadirannya di sepanjang perbatasan.

Hampir 50 warga sipil tewas ketika rudal menghantam setidaknya lima fasilitas medis dan dua sekolah di daerah yang dikuasai pemberontak di Suriah pada hari Senin, menurut PBB, yang menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.

Setidaknya 14 tewas di kota utara Azaz, benteng pertahanan terakhir pemberontak sebelum perbatasan dengan Turki, ketika rudal menghantam sebuah rumah sakit anak dan sekolah yang menampung pengungsi, kata seorang tenaga medis dan dua warga. Rudal juga menghantam sebuah rumah sakit di kota Marat Numan di provinsi Idlib, selatan Aleppo.

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan rudal Rusia telah menghantam bangunan-bangunan dan banyak warga sipil termasuk anak-anak tewas. Kementerian Luar Negeri Turki mendakwa Rusia melakukan kejahatan perang yang jelas.

Tapi Menteri Kesehatan Rusia, Veronika Skvortsova, mengatakan serangan udara Rusia menargetkan infrastruktur Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan dia tidak punya alasan untuk percaya bahwa pesawat-pesawat Rusia telah mengebom lokasi-lokasi sipil di Idlib.

“Kami yakin bahwa (ada) tidak mungkin hal itu dapat dilakukan oleh pasukan pertahanan kami. Ini bertentangan dengan ideologi kami, “katanya di Jenewa. Duta Besar Suriah untuk Rusia mengatakan pesawat perang Amerika Serikat-lah bertanggung jawab.

Keamanan nasional Gedung Putih penasehat Susan Rice, Senin, mengutuk dalam “istilah terkuat” pemboman intensif dari Suriah utara, menambahkan bahwa itu berlawanan dengan komitmen untuk mengurangi permusuhan yang dibuat oleh negara-negara besar pekan lalu di Munich.

Libanon Mengatakan Bantuan Pengungsi Uni Eropa Diperlukan Sekarang, Tidak dalam Setahun

Posted: 15 Feb 2016 09:54 PM PST

Petugas Penjaga Pantai Yunani memindahkan seorang gadis dari sampan yang membawa pengungsi dan migran ke atas kapal Penjaga Pantai Ayios Efstratios, dalam operasi penyelamatan di laut terbuka antara pantai Turki dan pulau Lesbos Yunani, 8 Februari 2016 (Berkas foto: Reuters)
Petugas Penjaga Pantai Yunani memindahkan seorang gadis dari sampan yang membawa pengungsi dan migran ke atas kapal Penjaga Pantai Ayios Efstratios, dalam operasi penyelamatan di laut terbuka antara pantai Turki dan pulau Lesbos Yunani, 8 Februari 2016 (Berkas foto: Reuters)

Menteri Pertahanan Libanon mendesak Uni Eropa untuk mempercepat bantuan untuk pengungsi dalam jumlah besar dari negara Suriah yang sedang dilanda perang yang sekarang ditampung negaranya.

Samir Muqbil mengatakan ia telah menyeru kepada Presiden Siprus Nicos Anastasiades untuk menyampaikan pesan ke negara-negara anggota Uni Eropa lainnya untuk mempercepat bantuan karena kami butuh bantuan sekarang, bukan dalam satu tahun.

Muqbil mengatakan setelah pembicaraan dengan mitra dari Siprus-nya pada Senin bahwa Libanon tidak dapat menyediakan kebutuhan dasar untuk para pengungsi seperti perawatan kesehatan, pendidikan, listrik dan makanan tanpa bantuan.

Libanon adalah rumah bagi lebih dari 1 juta pengungsi yang mengungsi dari perang sipil Suriah.

Muqbil juga meminta Uni Eropa untuk mempercepat bantuan ke angkatan bersenjata Libanon untuk membantu mereka memerangi teroris di sekitar perbatasan kami.

(Al Arabiya)

Kapal Membawa Persenjataan Iran Dicegat, Puluhan Hutsi Tewas dalam Serangan Koalisi

Posted: 15 Feb 2016 08:26 PM PST

Dalam berkas foto tanggal 27 September 2015 ini, yang dirilis oleh Angkatan Laut AS, diperlihatkan persenjataan dan peralatan yang disita dari sebuah dhow, di atas dek kapal USS Forrest Sherman (AP)
Dalam berkas foto tanggal 27 September 2015 ini, yang dirilis oleh Angkatan Laut AS, diperlihatkan persenjataan dan peralatan yang disita dari sebuah dhow, di atas dek kapal USS Forrest Sherman (AP)

JEDDAH: Koalisi yang dipimpin Arab Saudi, yang memerangi pemberontak Hutsi di Yaman, telah mencegat satu kapal kargo yang datang dari Djibouti ke pelabuhan Hudaidah, yang membawa peralatan militer yang disamarkan sebagai pasokan medis.

Sumber koalisi mengatakan kepada Sky News Arabia bahwa pencarian kapal Menburt Cedar, yang berbendera Kepulauan Marshall, memperlihatkan bahwa kapal itu peralatan komunikasi militer yang dienkripsi dan perangkat militer lainnya dalam kontainer yang berasal dari pelabuhan Bandar Abbas di selatan Iran.

Kapal itu dicegat dalam perjalanan ke pelabuhan Hudaidah dan kemudian dibawa ke Jazan, di mana ia diperiksa di hadapan pengamat-pengamat internasional, kata sumber-sumber tersebut.

Pasukan koalisi di masa lalu telah menyita sejumlah perahu dan kapal ketika mereka mencoba untuk menyelundupkan persenjataan ke milisi Hutsi yang didukung Iran dan pasukan sekutu yang setia kepada Presiden terguling Ali Abdullah Saleh.

Sementara itu, serangan udara yang dipimpin Arab Saudi dan bentrokan-bentrokan terkini telah menewaskan sedikitnya 59 pemberontak Hutsi, termasuk pemimpin terkemuka mereka, dan puluhan lainnya luka-luka, Al-Arabiya News melaporkan pada hari Senin.

Bentrokan terjadi di barat daya gubernuran Taiz, dimana koalisi menargetkan daerah yang dikuasai Hutsi, menurut sumber-sumber Pasukan Perlawanan Populer (PRF).

Yahya Zafran, seorang pemimpin Hutsi, adalah salah satu diantara 29 militan yang tewas.

Sumber mengatakan enam ekstrimis Hutsi tewas dalam bentrokan di provinsi Marib, dan satu depot senjata Hutsi telah dihancurkan oleh serangan udara koalisi.

Sepuluh pasukan Hutsi tewas, termasuk pemimpin mereka, Yahya Al-Mutawakkil Taha, dalam bentrokan dengan tentara nasional dan PRF di Sanaa.

Di pusat provinsi Ibb, sumber-sumber mengatakan PRF melakukan serangan kejutan ke milisi Hutsi, menewaskan lima orang.

Di provinsi Al-Bayda, PRF menyerang posisi Hutsi, menewaskan lima militan dan melukai yang lainnya.

Di Hudaidah, pemimpin Hutsi Abdulwahab Al-Hutsi dilaporkan tewas oleh PRF.
Dalam perkembangan terpisah, penembakan dari Yaman membunuh seorang penjaga perbatasan Arab Saudi yang sedang bertugas di perbatasan selatan, kata Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, pada hari Senin.

Dia meninggal dalam pemboman pada hari Ahad malam di pos perbatasan di sektor Al-Harth wilayah Jazan, kata Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh SPA.

(Arab News)

Koran Muslim

Posted by : metalover on :Selasa, 16 Februari 2016 With 0komentar
Next Prev
▲Top▲